providencemarianwood.org – Pada tanggal 22 Juni, sebuah desa di barat daya China mengalami insiden tidak terduga dengan jatuhnya puing-puing yang diduga dari roket Long March 2C. Insiden ini menghasilkan asap kuning terang dan menyebabkan kepanikan signifikan di kalangan penduduk lokal.
Deskripsi Peluncuran:
Roket Long March 2C, yang diluncurkan dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang di provinsi Sichuan, bertujuan untuk mengirim Space Variable Objects Monitor, sebuah inisiatif kolaboratif antara China dan Prancis yang bertujuan untuk mengkaji semburan sinar gamma. Inisiatif ini sejalan dengan ambisi strategis Presiden Xi Jinping untuk memposisikan China sebagai kekuatan dominan dalam eksplorasi antariksa, bersaing dengan pemain global utama seperti Amerika Serikat.
Dampak dan Reaksi Lokal:
Dokumentasi video yang tersebar luas menunjukkan sebuah objek silinder jatuh di desa Xianqiao, Guizhou, disertai dengan asap kuning. Penduduk setempat, termasuk anak-anak, terlihat berlari untuk menghindari dampak langsung dari kejadian tersebut, sementara jejak oranye yang mencolok terlihat di langit. Beberapa saksi mata melaporkan adanya ledakan keras dan aroma menyengat yang menyertai jatuhnya puing-puing.
Tindakan Pemerintah dan Regulasi Keselamatan:
Dalam respons terhadap insiden, pemerintah setempat mengeluarkan pengumuman yang meminta penduduk untuk menjauhi lokasi kejadian. Warga juga diinstruksikan untuk tidak mengambil gambar atau merekam video puing-puing, sebagai bagian dari upaya pengendalian informasi dan mitigasi risiko. Pengumuman tersebut juga menyebutkan adanya misi pembersihan yang akan dilaksanakan, dengan instruksi bagi penduduk untuk mengosongkan area terdampak satu jam sebelumnya.
Isu Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan:
Menurut Markus Schiller, ahli roket dan peneliti senior di Stockholm International Peace Research Institute, puing-puing tersebut kemungkinan besar adalah bagian dari pendorong tahap pertama roket yang menggunakan bahan bakar beracun, termasuk nitrogen tetroxide dan unsymmetrical dimethylhydrazine (UDMH). Bahan-bahan ini sangat beracun dan memiliki potensi karsinogenik. Lokasi peluncuran yang terpencil di China, berbeda dari praktik NASA dan European Space Agency yang menggunakan lokasi pesisir, menimbulkan risiko tambahan.
Kritik dan Perspektif Internasional:
Insiden ini telah memicu kritik dari komunitas internasional, termasuk kecaman dari NASA pada tahun 2021 terhadap penanganan puing-puing roket China yang tidak terkendali saat kembali ke Bumi. Insiden serupa menunjukkan pentingnya standar keselamatan yang lebih ketat dan tanggung jawab yang lebih besar dalam program antariksa.
Insiden jatuhnya puing roket di desa barat daya China ini menyoroti pentingnya regulasi yang lebih ketat dan tanggung jawab dalam peluncuran antariksa. Sementara ambisi China dalam eksplorasi antariksa terus berkembang, penting bagi negara tersebut untuk mengintegrasikan standar keselamatan global dan meminimalkan dampak negatif terhadap populasi dan lingkungan lokal.